30 April 2009

Tauladan Cicak bagi kita

Ada sebuah kisah, seseorang yang putus asa akan nasibnya. setelah lulus sarjana, ia kesana kemari bawa map mau cari kerja( kayak lagunya Bang Iwan Fals dulu), dan hasilnya nihil. pacar gak punya, lantaran minder masih berstatus pengangguran. akhirnya ia jadi pelamun berat, banyak hal melintas dalam lamunannya, dan diawali dengan kata Andai aku menjadi ..... (yang ini kayak nama sebuah acara di stasiun TV....). Andai aku jadi orang kaya, aku akan begini-begitu-beginu-begono. Andai a... a... a... ku jadi konglomerat (yang ini kayak lagunya Opie Andaresta, duluu). Lamunannya ini mendapat dorongan dari temannya, bahwa ada cara yang mudah untuk mencari duit di internet, dengan ngeblog dapet duit atau berbisnis di internet. namun segala upaya telah dikerjakannya, bahkan sudah banyak duit yang dia keluarkan namun hasilnya tidak menggembirakan, dan akhirnya ia sampai pada puncak ke-putus-asa-annya, bahwa dia takut menghadapi masa depannya. "Bagaimana hari depanku nanti, bisakah aku mandiri, bisakah aku punya anak istri ?".
Malam itu seperti malam-malam lainnya ia kembali melamun di beranda rumah ortunya. Matanya menatap ke dinding. dia melihat seekor cicak sedang merayap kesana kemari mengejar mangsanya, dan akhirnya cicak tersebut mendapatkan mangsanya. Orang tadi berpikir, itu cicak hanya merayap di dinding bisa mendapatkan rezekinya, padahal mangsanya adalah nyamuk dan serangga yang umumnya bisa terbang.
Orang tersebut telah belajar dari seekor cicak, dengan keterbatasan yang dimilikinya, cicak tersebut bisa mendapatkan rezekinya. Orang tersebutpun segera berdiri menyingsingkan lengan dan menyusun rencana-rencana baru yang akan ia kerjakan keesokan harinya.

1 komentar: