29 Oktober 2014

PUISI-PUISIku



PAGI…. IZINKAN AKU MENYAPA

apa kabar pagi?
hari ini aku kira sama
dengan pagipagi lainnya
dan mungkin juga dengan
pagi    yang  akan  datang
pagi…. waktu berikutnya
adalah medan perang
penuh gelombang
penuh dengan badai
jalan  yang  kau  lalui
dihias tebing dan jurang
ukirlah butir  keringatmu
dengan   dzikir  dan  takbir
hiasi  hati  dengan  sujudmu
untuk  meraih  sore  indahmu
 
RadenRansca, 10/3/2014



MAAFKU

Tetes tetes embun kehidupan
kini berubah menjadi rintik hujan
selangkah demi langkah
menggores rona warna pelangi
yang kian pudar
oleh hantaman badai
aku sadari itu
aku jalani itu
aku nikmati itu semua
sebagai noktah merah perjalananku
maafkan aku

Raden Ransca - 2013
 



EMBUN PAGI

di belantara ilalang
tajam mengiris
menusuk
menggores kulit
pedih merintih
engkau selimuti ilalang
dari tepian sembilu
hingga ujung runcingnya
engkau dinginkan ilalang
sampai merasuk ke relung akarnya
agar ilalang tak lagi garang
hingga engkau tak peduli
walau mentari pagi
perlahan mengikis tubuhmu
dan akhirnya lenyap

-Raden Ransca/2013




JANJIKU

maafkan aku yang tak pernah menyanjungmu
lidah terasa kelu tuk rangkaikan kata merdu
aku tahu kau inginkan itu

maafkan aku yang tak pernah bawa mawar dan melati
bagiku sungguh itu tak berarti
walaupun engkau menyukai

percayalah walau tanpa itu semua
aku akan hadirkan bahagia
yang selalu menyertaimu
itu janjiku

--Raden Ransca/ 2013




TITIK

dari titik ini
aku mulai membuat garis
lurus yang kumau
tapi bengkok yang orang tau
bahkan tajam menukik

dari titik ini
aku sempatkan menoleh
melihat garisku
ada yang terhapus
ada yang terputus

dari titik ini
kucoba merenung
betapa bengkok garisku
susah meluruskannya
smoga titik titik berikutnya
adalah garis yang melurus

dari titik ini
aku kembali ke titik nadir

--RADEN RANSCA/2013
 





MENGGAPAI MAAFMU

menenggak anggur yang tertumpah
pahit dan hambar mencekik
kurasa sesak dalam sedetik
sungguh sesal tak berarti

kucoba rangkai manikam
pada tali yang kusambung
sungguh sulit semakin membelit
membentuk untaian semula
biar susah kurasa
maksud hati kau terima

mungkinkah pintumu kubuka
dengan kunci yang telah kupatahkan
sungguh maafkan aku....

--RadenRansca/2013
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar